Kamis, 06 September 2012

"KSU Mitra CahayaQu Syariah"

Alhamdulilah sekarang sudah ada koperasi Syariah Yaitu "KSU Mitra CahayaQu Syariah" yang anda semua bisa menabung dan menanamkan modal dan insyaa ALLAH menghindari transaksi berbagai bentuk Riba karna "KSU Mitra CahayaQu Syariah" bersifat Koperasi Syariah.

"KSU Mitra CahayaQu Syariah" merupakan penggabungan dari sistem PerBANKan dari segi konsep penerimaan dananya, dan PELAKU USAHA Sektor Riil dari segi konsep penyaluran dananya, Kini saatnya menabung sambil menanam modal...

di bawah ini akan di jelaskan sekilas tentang   "KSU Mitra CahayaQu Syariah"

"KSU Mitra CahayaQu Syariah" MENITI PERNIAGAAN SESUAI PEMAHAMAN SALAFUL UMMAH

"KSU Mitra CahayaQu Syariah" adalah badan usaha yang berbentuk Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah yang didirikan pada tanggal 5 Muharram 1433 H ber-ketepatan dengan tanggal 2 Januari 2012 dengn Akta Pendirian nomor: 03 tanggal 23 April 2012 Notaris Theodora MAPD, S.H, dengan pengesahan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor: 518/12/BH/Dis-KUKM tanggal 7 Mei 2012
"KSU Mitra CahayaQu Syariah" adalah penggabungan sistem perbankan dengan pelaku usaha sektor riil, yang insyaa ALLAH menjalankan perniagaan yang benar, dengan menerima penanaman modal dari para shohibul maal dan menggunakan dana tersebut dalam berbagai sektor usaha riil yang di jalankan langsung oleh "KSU Mitra CahayaQu Syariah" mulai dari sektor perdagangan barang, jasa, sampai sektor pabrikasi. "KSU Mitra CahayaQu Syariah" insyaa ALLAH lebih berhati-hati dalam menerapkan muamalahnya sehingga hasil yang didapatkan lebih optimal.

Visi dan Misi "KSU Mitra CahayaQu Syariah"

VISI "KSU Mitra CahayaQu Syariah"

Insyaa ALLAH, ber-azam dalam bermuamalah sesuai dengan Al-qur'an dan Assunnah serta pemahaman para sahabat radiallohu anhum ajma'in.

MISI "KSU Mitra CahayaQu Syariah"

* Insyaa ALLAH menghindari transaksi berbagai bentuk Riba
* PENGGABUNGAN sistim PerBANKan dengan PELAKU USAHA Sektor Riil
* Penyebaran Jenis Usaha, lebih dari 50 unit usaha insyaa ALLAH sedang dan segera dijalankan
* Mengutamakan Keamanan Usaha, kemudian Kesinambungan; Perputaran; Tingkat Keuntungan

Produk "KSU Mitra CahayaQu Syariah"
1. Tabungan Wadiah
2. Penanaman Modal "KSU Mitra CahayaQu Syariah"
3. Kerja Sama"KSU Mitra CahayaQu Syariah"
4. Nisbah Bagi Hasil

Alamat"KSU Mitra CahayaQu Syariah"

Kantor Pusat : Jl. DIPONEGORO 80 LUMAJANG JAWA TIMUR
Kantor Perwakilan : Jl. A. Yani 104 Pulo Tempeh Lumajang
Telp. 0334522422 - 081358013529

Rabu, 05 September 2012

Istri Sholikhah Penyejuk Hati

Istri Sholikhah Penyejuk Hat2


Dengan wajah lesu dan tatapan penuh kekecewaan, seorang suami mengadukan permasalahan yang sedang dia hadapi bersama istrinya kepada salah seorang sahabatnya yang mengerti agama. “Saya hampir tidak pernah menikmati kecantikan istri saya yang sebenarnya dia miliki, “kata si suami mengawali pengaduannya. Istrinya hanya mau berdandan bila akan ke pesta atau sekedar jalan-jalan. Tetapi si istri tidak punya kebiasaan seperti itu bila tidak keluar, bahkan dianggapnya lucu karena bukan pada tempatnya untuk berdandan di rumah. Begitulah kira-kira isi keluhan si suami. Sahabatnya menasehati. “Tunaikanlah hak istrimu yaitu didiklah ia dengan ajaran agama, agar mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya, bersabar dan banyaklah berdoa pada Allah. “Suami itu tersentak sadar bahwa meskipun perjalan rumah tangganya dengan sang istri telah membuahkan lima anak dia sama sekali belum menunaikan hak istri yang satu ini. Istri Shalihah Ingin selalu tampil cantik dihadapan lawan jenisnya sudah menjadi kesenangan tersendiri bagi umumnya wanita.

Namun kenyataan yang ada sekarang sering istri berpikir terbalik. Didalam rumah dan dihadapan suaminya, istri merasa tidak begitu perlu untuk tampil dengan dandanan yang cantik dan memikat. Namun jika keluar rumah segalanya dipakai; baju yang bagus, aksesoris indah, make-up yang mencolok dan parfum yang semerbak turut melengkapi agar dapat tampil wah. Lalu bagaimana cara menyelamatkan keadaan yang terbalik ini? dengan penuh kemantapan dan tanpa ragu sedikitpun, jawabannya adalah kembali kepada ketentuan syari’ah islam dan tidak ada alternatif lain. Islam telah memberikan bimbingan, bagaimana menjadi istri yang shalihah, sebagaimana ciri-cirinya telah disebutkan dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam. Bahwa beliau bersabda: “Apabila diperintah ia taat, apabila dipandang menyenangkan hati suaminya, dan apabila suaminya tidak ada dirumah, ia menjaga diri dan harta suaminya.” (HR.Ahmad dan An-Nasa’i, di Hasan-kan oleh Albani dalam Irwa’ no.1786) Kalau kita lihat tuntunan islam diatas, ternyata bukanlah suatu yang sulit untuk dilaksanakan. Siapa pun bisa melakukannya.

Disamping itu istri yang mempunyai tiga ciri diatas memiliki kedudukan yang tinggi dihadapan Allah, dan diibaratkan sebagai perhiasan dunia yang terbaik; sebagaimana yang dinyatakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam: “Dunia adalah perhiasan (kesenangan) dan sebaik-baik perhiasan (kesenangan) dunia adalah wanita (istri) shalihah.” (HR.Muslim dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash) Diniatkan untuk Ibadah Seorang istri yang baik akan berusaha untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Walaupun terkadang timbul perasaan malas atau berat untuk melaksanakan sesuatu yang menjadi kewajibannya, tetapi hendaknya diingat bahwa keridhaan suami lebih diutamakan diatas perasaannya. Lihatlah apa yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam ketika Aisyah Radhiyallahu ‘anha bertanya: “Siapa diantara manusia yang paling besar haknya atas (seorang) istri?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam menjawab, “Suaminya.. “ (HR. Hakim dan Al-Bazzar) Dengan taat kepada suami dan tentunya dengan menjalankan kewajiban agama lainnya, dapat mengantarkan istri kepada surga-Nya. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam telah bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan di shahihkan oleh Al-Albani: “Bila seorang wanita telah mengerjakan shalat lima waktu dan berpuasa pada bulan Ramadhan dan memelihara kemaluannya serta taat kepada suaminya, maka kelak dikatakan kepadanya: “masuklah dari pintu surga mana saja yang engkau inginkan.” Kemudian hendaklah istri mengingat akan besarnya hak suami atas dirinya, sampai-sampai seandainya dibolehkan sujud kepada selain Allah maka istri diperintahkan untuk sujud kepada suaminya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam: “Andaikan saja dibolehkan seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi: Hasan Shahih) Terlalu banyak peluang bagi seorang istri untuk beribadah kepada Allah dalam rumah tangganya dan terlalu mudah dalam memperoleh pahala dalam kehidupan suami istri. Namun sebaliknya terlalu mudah pula seorang istri terjerumus kepada dosa besar kalau melanggar ketentuan yang telah Allah gariskan. Yang perlu diingat oleh istri ialah agar berupaya mengikhlaskan niat hanya untuk Allah dalam melaksanakan kewajibannya sepanjang waktu. Menyenangkan Hati Suami Apabila diperintah oleh suaminya, istri diwajibkan untuk mentaati. Dan apabila suaminya tidak ada dirumah, istri harus pandai menjaga dirinya dan kehormatannya serta menjaga amanah harta suaminya. Istri yang demikian ini akan dijaga oleh Allah sebagaimana Firman-Nya: “ ..maka wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah telah memelihara (mereka).” (An-Nisa’: 34)

Adapun kriteria pertama dan ciri-ciri shalihah; Imam As-Sindi mengatakan dalam bukunya Khasyiah Sunan Nasai juz 6 hal 377: “Menyenangkan bila dipandang itu artinya indahnya penampilan secara dzahir serta akhlaq yang mulia. Juga terus menerus menyibukkan diri dalam taat dan bertaqwa kepada Allah.” Banyak hal yang dapat menyenangkan hati suami, diantaranya: penampilan diri agar enak dipandang, dan berbicara dengan menggunakan tutur yang menyenangkan serta dalam hal pengaturan rumah mampu menciptakan suasana bersih dan nyaman. a. Penampilan Diri Umumnya suami lebih sering keluar rumah untuk menunaikan tugasnya apakah itu bekerja mencari nafkah ataukah berdakwah, sementara kita tahu keadaan di luar, sangat mudah sekali pandangan mata menjumpai wanita yang berpakaian minim dan menyebarkan aroma wewangian. Sekalipun seorang istri percaya suaminya akan berusaha memalingkan wajah dan menundukkan pandangannya karena takut dosa, namun laki-laki yang normal mungkin dapat tergoda melihat aurat yang haram tersebut.

Diakui atau tidak, hal ini sangat mungkin terjadi. Bagaimana seandainya istri merasa tidak perlu untuk tampil cantik dihadapan suami dengan alasan tidak adanya waktu karena telah tersibukkan dengan anak dan urusan rumah, apalagi bila tidak ada pembantu. Sehingga dengan penampilan seenaknya dan terkadang (maaf) menyebarkan aroma yang kurang sedap ketika menyambut suaminya yang baru datang dari luar. Berpakaian model apapun yang diingini dan disenangi suami dibolehkan dalam syariat islam dan tidak ada batasan aurat antara istri dan suaminya. Dandanan yang memikat dan aroma parfum yang harum akan menjaga dan memagari suami dari maksiat. Mata suami akan tertutup dari melihat pemandangan haram di luar rumah bila mata itu dipuaskan oleh istrinya dalam rumah. Jika istri tidak dapat memuaskan atau menyenangkan suami sehingga suaminya sampai jatuh dalam kemaksiatan (tertarik melihat pemandangan haram di luar rumah) maka berarti si istri turut berperan membantu suaminya bermaksiat kepada Allah. b. Berbicara yang Enak Pada saat suami istri duduk-duduk sambil berbincang tentang barbagai hal, hendaknya istri memlilih ucapan yang baik dengan tutur kata yang indah dan lembut serta sedapat mungkin menghindari pembicaraan yang tidak disukai oleh suami. Demikian pula ketika suami berbicara istri sebaiknya mendengarkan dengan penuh perhatian dan tidak memotong pembicaraan suami. c. Pengaturan Rumah Penting juga diperhatikan penataan rumah yang baik, bersih dari najis dan terhindar dari aroma yang kurang sedap. Walhasil, ciptakan suasana rumah yang menjadikan suami betah berada di dalamnya. Untuk membuat penampilan lebih menarik tidak harus dengan wajah yang cantik, demikian juga untuk membuat rumah bersih dan rapih tidak harus dengan harga yang mahal. Insya Allah semuanya bisa dilaksanakan dengan mudah selama ada keinginan dan diniatkan ikhlas untuk mencari ridha Allah. Bukankah segala sesuatu yang baik itu akan bernilai ibadah bila diniatkan hanya untuk Allah?

Istri Shalihah Penyejuk Hati

Istri Shalihah Penyejuk Hati

 
 
tentang-pernikahan.com - Dengan wajah lesu dan tatapan penuh kekecewaan, seorang suami mengadukan permasalahan yang sedang dia hadapi bersama istrinya kepada salah seorang sahabatnya yang mengerti agama.

“Saya hampir tidak pernah menikmati kecantikan istri saya yang sebenarnya dia miliki, “kata si suami mengawali pengaduannya. Istrinya hanya mau berdandan bila akan ke pesta atau sekedar jalan-jalan. Tetapi si istri tidak punya kebiasaan seperti itu bila tidak keluar, bahkan dianggapnya lucu karena bukan pada tempatnya untuk berdandan di rumah. Begitulah kira-kira isi keluhan si suami. Sahabatnya menasehati. “Tunaikanlah hak istrimu yaitu didiklah ia dengan ajaran agama, agar mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya, bersabar dan banyaklah berdoa pada Allah. “Suami itu tersentak sadar bahwa meskipun perjalan rumah tangganya dengan sang istri telah membuahkan lima anak dia sama sekali belum menunaikan hak istri yang satu ini.

Istri Shalihah

Ingin selalu tampil cantik dihadapan lawan jenisnya sudah menjadi kesenangan tersendiri bagi umumnya wanita. Namun kenyataan yang ada sekarang sering istri berpikir terbalik. Didalam rumah dan dihadapan suaminya, istri merasa tidak begitu perlu untuk tampil dengan dandanan yang cantik dan memikat. Namun jika keluar rumah segalanya dipakai; baju yang bagus, aksesoris indah, make-up yang mencolok dan parfum yang semerbak turut melengkapi agar dapat tampil wah.

Lalu bagaimana cara menyelamatkan keadaan yang terbalik ini?
dengan penuh kemantapan dan tanpa ragu sedikitpun, jawabannya adalah kembali kepada ketentuan syari’ah islam dan tidak ada alternatif lain. Islam telah memberikan bimbingan, bagaimana menjadi istri yang shalihah, sebagaimana ciri-cirinya telah disebutkan dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam. Bahwa beliau bersabda:

“Apabila diperintah ia taat, apabila dipandang menyenangkan hati suaminya, dan apabila suaminya tidak ada dirumah, ia menjaga diri dan harta suaminya.” (HR.Ahmad dan An-Nasa’i, di Hasan-kan oleh Albani dalam Irwa’ no.1786)

Kalau kita lihat tuntunan islam diatas, ternyata bukanlah suatu yang sulit untuk dilaksanakan. Siapa pun bisa melakukannya. Disamping itu istri yang mempunyai tiga ciri diatas memiliki kedudukan yang tinggi dihadapan Allah, dan diibaratkan sebagai perhiasan dunia yang terbaik; sebagaimana yang dinyatakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam:

“Dunia adalah perhiasan (kesenangan) dan sebaik-baik perhiasan (kesenangan) dunia adalah wanita (istri) shalihah.” (HR.Muslim dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash)

Diniatkan untuk Ibadah

Seorang istri yang baik akan berusaha untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Walaupun terkadang timbul perasaan malas atau berat untuk melaksanakan sesuatu yang menjadi kewajibannya, tetapi hendaknya diingat bahwa keridhaan suami lebih diutamakan diatas perasaannya. Lihatlah apa yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam ketika Aisyah Radhiyallahu ‘anha bertanya:

“Siapa diantara manusia yang paling besar haknya atas (seorang) istri?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam menjawab, “Suaminya.. “ (HR. Hakim dan Al-Bazzar)

Dengan taat kepada suami dan tentunya dengan menjalankan kewajiban agama lainnya, dapat mengantarkan istri kepada surga-Nya. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam telah bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan di shahihkan oleh Al-Albani:

“Bila seorang wanita telah mengerjakan shalat lima waktu dan berpuasa pada bulan Ramadhan dan memelihara kemaluannya serta taat kepada suaminya, maka kelak dikatakan kepadanya: “masuklah dari pintu surga mana saja yang engkau inginkan.”

Kemudian hendaklah istri mengingat akan besarnya hak suami atas dirinya, sampai-sampai seandainya dibolehkan sujud kepada selain Allah maka istri diperintahkan untuk sujud kepada suaminya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam:

“Andaikan saja dibolehkan seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi: Hasan Shahih)

Terlalu banyak peluang bagi seorang istri untuk beribadah kepada Allah dalam rumah tangganya dan terlalu mudah dalam memperoleh pahala dalam kehidupan suami istri. Namun sebaliknya terlalu mudah pula seorang istri terjerumus kepada dosa besar kalau melanggar ketentuan yang telah Allah gariskan. Yang perlu diingat oleh istri ialah agar berupaya mengikhlaskan niat hanya untuk Allah dalam melaksanakan kewajibannya sepanjang waktu.

Menyenangkan Hati Suami

Apabila diperintah oleh suaminya, istri diwajibkan untuk mentaati. Dan apabila suaminya tidak ada dirumah, istri harus pandai menjaga dirinya dan kehormatannya serta menjaga amanah harta suaminya. Istri yang demikian ini akan dijaga oleh Allah sebagaimana Firman-Nya:

“ ..maka wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah telah memelihara (mereka).” (An-Nisa’: 34)

Adapun kriteria pertama dan ciri-ciri shalihah; Imam As-Sindi mengatakan dalam bukunya Khasyiah Sunan Nasai juz 6 hal 377: “Menyenangkan bila dipandang itu artinya indahnya penampilan secara dzahir serta akhlaq yang mulia. Juga terus menerus menyibukkan diri dalam taat dan bertaqwa kepada Allah.”

Banyak hal yang dapat menyenangkan hati suami, diantaranya: penampilan diri agar enak dipandang, dan berbicara dengan menggunakan tutur yang menyenangkan serta dalam hal pengaturan rumah mampu menciptakan suasana bersih dan nyaman.

a. Penampilan Diri

Umumnya suami lebih sering keluar rumah untuk menunaikan tugasnya apakah itu bekerja mencari nafkah ataukah berdakwah, sementara kita tahu keadaan di luar, sangat mudah sekali pandangan mata menjumpai wanita yang berpakaian minim dan menyebarkan aroma wewangian. Sekalipun seorang istri percaya suaminya akan berusaha memalingkan wajah dan menundukkan pandangannya karena takut dosa, namun laki-laki yang normal mungkin dapat tergoda melihat aurat yang haram tersebut. Diakui atau tidak, hal ini sangat mungkin terjadi.

Bagaimana seandainya istri merasa tidak perlu untuk tampil cantik dihadapan suami dengan alasan tidak adanya waktu karena telah tersibukkan dengan anak dan urusan rumah, apalagi bila tidak ada pembantu. Sehingga dengan penampilan seenaknya dan terkadang (maaf) menyebarkan aroma yang kurang sedap ketika menyambut suaminya yang baru datang dari luar.

Berpakaian model apapun yang diingini dan disenangi suami dibolehkan dalam syariat islam dan tidak ada batasan aurat antara istri dan suaminya. Dandanan yang memikat dan aroma parfum yang harum akan menjaga dan memagari suami dari maksiat. Mata suami akan tertutup dari melihat pemandangan haram di luar rumah bila mata itu dipuaskan oleh istrinya dalam rumah. Jika istri tidak dapat memuaskan atau menyenangkan suami sehingga suaminya sampai jatuh dalam kemaksiatan (tertarik melihat pemandangan haram di luar rumah) maka berarti si istri turut berperan membantu suaminya bermaksiat kepada Allah.

b. Berbicara yang Enak

Pada saat suami istri duduk-duduk sambil berbincang tentang barbagai hal, hendaknya istri memlilih ucapan yang baik dengan tutur kata yang indah dan lembut serta sedapat mungkin menghindari pembicaraan yang tidak disukai oleh suami. Demikian pula ketika suami berbicara istri sebaiknya mendengarkan dengan penuh perhatian dan tidak memotong pembicaraan suami.

c. Pengaturan Rumah

Penting juga diperhatikan penataan rumah yang baik, bersih dari najis dan terhindar dari aroma yang kurang sedap. Walhasil, ciptakan suasana rumah yang menjadikan suami betah berada di dalamnya. Untuk membuat penampilan lebih menarik tidak harus dengan wajah yang cantik, demikian juga untuk membuat rumah bersih dan rapih tidak harus dengan harga yang mahal. Insya Allah semuanya bisa dilaksanakan dengan mudah selama ada keinginan dan diniatkan ikhlas untuk mencari ridha Allah. Bukankah segala sesuatu yang baik itu akan bernilai ibadah bila diniatkan hanya untuk Allah?

Ciri2 Istri Sholikhah

Ciri Istri Sholehah

 
tentang-pernikahan.com - Istri yang shalehah adalah yang mampu menghadirkan kebahagiaan di depan mata suaminya, walau hanya sekadar dengan pandangan mata kepadanya. Seorang istri diharapkan bisa menggali apa saja yang bisa menyempurnakan penampilannya, memperindah keadaannya di depan suami tercinta. Dengan demikian, suami akan merasa tenteram bila ada bersamanya.

Mendapatkan istri shalehah adalah idaman setiap lelaki. Karena memiliki istri yang shalehah lebih baik dari dunia beserta isinya. ''Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri shalehah.'' (HR Muslim dan Ibnu Majah).

Di antara ciri istri shalehah adalah, pertama, melegakan hati suami bila dilihat. Rasulullah bersabda, ''Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa kepada Allah SWT, maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya, selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan suaminya, ketika suaminya pergi.'' (HR Ibnu Majah).

Kedua, amanah. Rasulullah bersabda, ''Ada tiga macam keberuntungan (bagi seorang lelaki), yaitu: pertama, mempunyai istri yang shalehah, kalau kamu lihat melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu ...'' (HR Hakim).

Ketiga, istri shalehah mampu memberikan suasana teduh dan ketenangan berpikir dan berperasaan bagi suaminya. Allah SWT berfirman, ''Di antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu Dia menciptakan pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri, agar kamu dapat memperoleh ketenangan bersamanya. Sungguh di dalam hati yang demikian itu merupakan tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berpikir.''(QS Ar Rum : 21).

Beruntunglah bagi setiap lelaki yang memiliki istri shalehah, sebab ia bisa membantu memelihara akidah dan ibadah suaminya. Rasulullah bersabda, ''Barangsiapa diberi istri yang shalehah, sesungguhnya ia telah diberi pertolongan (untuk) meraih separuh agamanya. Kemudian hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam memelihara separuh lainnya.'' (HR Thabrani dan Hakim).

Namun, istri shalehah hadir untuk mendampingi suami yang juga shaleh. Kita, para suami, tidak bisa menuntut istri menjadi 'yang terbaik', sementara kita sendiri berlaku tidak baik. Mari memperbaiki diri untuk menjadi imam ideal bagi keluarga kita masing-masing.

(tulisan seseorang yg sedang mencari istri shalehah)

Istri Sholikhah

Bersabda Rasulullah SAW : Siapa sj istri yg meninggal dan suaminya RIDLO kepadanya pasti ia masuk surga (HR Imam Turmudzi) Bersabda Rasul SAW : Apabila seorang istri telah mengerjakan solat lima waktu, dan berpuasa bulan Romadhon dan menjaga kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: “Masuklah ke surga dari pintu mana saja yg kau kehendaki.” (HR.Imam Ahmad)
Rasulullah pernah kedatangan perempuan utk meminta penjelasan mengenai PAHALA JIHAD PEREMPUAN ketika dlm peperangan hanya membantu mengobati korban perang saja, maka Rasulullah SAW menjawab :”Sampaikanlah kepada para wanita yg kau temui bhw, taat kepada suami dan mengakui hak2nya adalah sama pahalanya dengan jihad itu. Sayangnya sedikit dari kalian yg melakukannya. (HR. Al Bazzar dan Imam Tabroni)
Bersabda Rasulullah SAW : Seorang suami yg sabar atas akhlak istrinya, Allah SWT akan memberi kepada org itu balasan dan ganjaran seperti yg diberikan kepada Nabi Ayub AS.
Dan seorang istri yg sabar atas Akhlak suaminya, Allah akan memberikan kepadanya pahala seperti pahalanya org yg mati syahid dalam berperang membela agama ALLAH, Dan siapa saja istri mendzolimi suaminya dan menuntut kepadanya apa2 yg suami tdk mampu memberikannya dan istri tsb menyakiti hati suaminya, maka seluruh malaikat Rohmat dan malaikan azab melaknat dia. Dan siapa saja istri yg sabar terhadap gangguan suaminya, maka Allah SWT akan memberinya pahala seperti pahala yg diberikan kepada Siti Asiyah istri Fir’aun dan Siti Maryam binti Imron

Selasa, 04 September 2012

Tahukah Anda Indahnya Sabar?




Allah SWT berfirman dalam QS Al-Anfal : 46 “Hendaklah kamu bersabar, sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang sabar”.

Sabar menurut bahasa berarti menahan atau mengekang (QS Al-kahfi [18] : 28) Dan menurut istilah artinya menahan diri dari sifat gundah dan emosi, menahan lisan dari mengeluh dan berkeluh kesah, atau menahan hati dari amarah serta menahan anggota badan untuk tidak mengexpresikan kemarahan dalam bentuk perbuatan yang tidak pantas. Karena cakupan sabar ternyata cukup luas, gak heran jika sabar itu bernilai setengah keimanan, Ibnu Mas’ud RA. berkata: “Iman itu dua paruh (nishfu), separuh sabar dan separuh syukur”.

Syaidina Ali RA berkata:“Sabar itu dari iman, adalah seperti kedudukan kepala dari tubuh. Tidak ada tubuh bagi orang yang tidak mempunyai kepala. Dan tidak ada iman, bagi orang yang tiada mempunyai kesabaran”.

Menurut Rasulullah SAW orang mukmin diistilahkan dengan ajaban (orang yang memiliki pesona), karena pola berfikirnya yang positif thingking, yaitu ketika mendapat kebaikan, ia bersyukur dan ketika mendapat musibah ia bersabar dn bertawakal, karena yakin Allah hanya memberinya sesuatu yang positif (QS Asy-syarh [94] : 5-6), karena orang yang tidak beriman akan selalu tidak beruntung, sebab ia akan lupa diri ketika dilimpahkan kenikmatan dan lupa ingatan ketika ditimpa kesusahan.

Selain itu sabar juga dapat dibagi dalam tiga tingkatan
1. Sabar menjalankan keta'atan (makruf).
2. Sabar menjauhi maksiat (mungkar).
3. Sabar menghadapi sesuatu yang menyakitkan spt musibah (sakit atau kematian), bencana atau kesusahan.

Ketika cobaan menerpa, kita dituntut untuk ikhlas dan lapang dada, kemudian diiringi dengan mencari solusi (ihtiar) dan do'a (shalat). Karena kekuatan imanlah yang membuat seseorang sanggup bertahan menghadapi badai kehidupan (QS Ali Imran [3] : 102).

Ketahuilah dalam menghadapi musibah kecerdasan intelektual aja gak cukup untuk menghasilkan keputusan yang tepat, karena dibutuhkan juga kecerdasan emosional dan spiritual, karena sesungguhnya kesabaran itu terletak diantara kecerdasan emosional dan spiritual. Buah kesabaran itu sangat indah meski awalnya pahit rasanya tetapi setelah itu terasa lebih manis dari pada madu.

Dalam ungkapan orang bijak "Ahlush-shabri" itu ada tiga maqam
1. Maqam orang yang meninggalkan nafsu syahwat itu sederajad dengan orang yang bertobat (mutawwabin).
2. Maqam orang yang ridha dengan taqdir Allah SWT itu sederajad dengan orang yang zahid.
3. Maqam orang yang ridha atas apa yang diperbuat TuhanNya adalah derajadnya sama dengan orang shidiq (ash-shiddiqin)

Dikatakan bahwa Allah SWT menurunkan wahyu kepada nabi Daud AS: “Berakhlaklah dengan akhlakKu, Sesungguhnya sebagian dari akhlakKu, ialah, bahwa Aku Maha Sabar”

Pada hadits yang diriwayatkan ‘Atha’ dari Ibnu Abbas, bahwa ketika Rasulullah SAW masuk ke tempat orang-orang Anshar, lalu beliau bertanya:
“Apakah kamu ini semua orang beriman?”.
Semua mereka diam. Maka menjawab Umar RA.: “Ya, wahai Rasulullah!”.
Nabi SAW lalu bertanya: “Apakah tandanya keimanan kamu itu?”
Mereka menjawab: “Kami bersyukur atas kelapangan. Kami bersabar atas percobaan. Dan kami rela dengan ketetapan Tuhan (qadha Allah Ta’ala)”.
Lalu Nabi SAW menjawab: “Demi Tuhan pemilik Ka’bah! Benar kamu itu orang beriman!”.

Subhanallah sungguh beruntung orang yang Allah karuniai kesabaran.

sabar itu bernilai setengah iman... bukan setengah muslim
artinya orang yang beringas itu orang yang gak kesabaran itu berarti bukan orang yang beriman meskipun dia muslimin

Perlu diketahui muslimin belum tentu mukminin sedangkan mukminin sudah tentu muslimin


Salah satu cara menuju keseimbangan ketiga aspek di atas dengan melatih meditasi keseimbangan. Meditasi ini dilakukan dalam upaya memberik`n suatu kerangka dalam hidup kita, tentang pola hidup bagaimana yang ingin kita terapkan dalam perjalanan hidup kita.

Dalam islam meditasi tertinggi adalah shalat yang khusyu', jangan ‘mencari’ khusyu’, cukup siapkan diri untuk ‘menerima’ khusyu’ itu, karena khusyu’ bukan kita ciptakan tapi ‘diberi langsung’ oleh Allah sebagai hadiah nikmat kita menemuiNya.

Bersikap rileks menyiapkan diri kita untuk siap ‘menerima’ karunia khusyu’, karena khusyu’ itu diberi bukan kita ciptakan.

Insya Allah dengan keikhlasan dan kepasrahan shalat kita akan mencapai keseimbangan ketiganya
3 tahun lalu

indahnya Sabar dan Syukur


Print E-mail
 
Suatu ketika, 'Imran ibn Haththan menggauli istrinya. Imran adalah seorang yang buruk bentuknya, kotor, jerawatan mukanya dan pendek tubuhnya. Sedangkan istrinya adalah wanita yang berparas cantik. Tatkala ia memandangi istri-nya, tampak di matanya si istri semakin bertambah cantik. Ia tidak mampu menahan dirinya hingga ia terus menerus memandangi istrinya. Maka si istri bertanya, "Ada apa denganmu?" 'Imran menjawab, "Segala puji bagi Allah. Sungguh demi Allah, engkau semakin bertambah cantik."

Si istri menjawab,"Bergembiralah, Sesungguhnya aku dan kamu akan masuk syurga." 'Imran berkata, "Darimana kamu tahu hal itu?" Si istri menjawab, , "Karena kamu dikaruniai orang sepertiku dan engkau mensyukurinya. Dan aku diberi cobaan dengan orang sepertimu dan aku bersabar atas cobaan tersebut. Orang yang sabar dan orang yang bersyukur akan masuk syurga."

Sahabat boleh tersenyum langsung, sebab itu menunjukkan kejeniusan. Tapi boleh juga tersenyum telat dan bahkan besok atau lusa bahkan tahun depan, sebab itupun menunjukkan masih adanya tanda-tanda untuk layak dikembangkan kejeniusannya.

Sahabat manajemenqolbu.col, apapun diri kita dengan segala kelebihan dan kekurangan. Marilah kita menjadi orang-orang yang berani meningkat syabar dan syukur. Dengan syukur dan shabar yang optimal, kita akan berani bersahabat dengan masalah. Sedangkan orang-orang yang tidak syukur dan shabarr, maka kita menjadi orang-orang yang reaktif dengan masalah. Persis seperti orang yang melihat kucing bagaikan singa dan singa bagaikan kucing. Bagaimana pendapat anda